- Diposting oleh : REDAKSI
- pada tanggal : September 30, 2025
Pendidikan vokasi atau kejuruan menjadi salah satu pilar penting dalam mencetak tenaga kerja terampil yang siap menghadapi dunia industri. Di Indonesia, pendidikan vokasi diwujudkan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang dirancang untuk memberikan keterampilan praktis sekaligus teori dasar kepada peserta didik.
Keunggulan utama pendidikan vokasi adalah kurikulumnya yang berbasis kompetensi. Peserta didik tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga melakukan praktik langsung di bengkel, laboratorium, maupun dunia industri melalui program magang. Hal ini membuat lulusan lebih siap kerja karena terbiasa menghadapi situasi nyata di lapangan.
Selain itu, pendidikan vokasi mendorong terciptanya wirausahawan muda. Melalui unit produksi sekolah, siswa diajarkan membuat produk atau jasa yang bernilai ekonomi. Dengan demikian, lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja.
Dalam era globalisasi, pendidikan vokasi juga harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (IDUKA) sangat penting agar kompetensi lulusan sesuai dengan standar yang dibutuhkan. Program sertifikasi kompetensi dan kelas industri merupakan contoh nyata upaya meningkatkan daya saing global.
Namun, tantangan masih ada, seperti keterbatasan sarana praktik, kesenjangan kualitas antar sekolah, serta minimnya guru produktif yang sesuai bidang keahlian. Oleh karena itu, perlu dukungan dari pemerintah, dunia industri, dan masyarakat untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi.
Jika dikelola dengan baik, pendidikan vokasi akan menjadi solusi strategis dalam menekan angka pengangguran, meningkatkan daya saing bangsa, serta mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi tenaga kerja profesional yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Disclaimer : Disusun dengan bantuan Akal Imitasi (AI) untuk keperluan Konten Sementara Website